RSS

Selasa, 14 Juli 2009

Mengapa Wanita Tidak Boleh Poliandri?

Kasus pernikahan poligami sempat ramai diperbicangkan publik berkaitan dengan rencana poligami yang dilakukan ustadz ternama Indonesia Aa Gym. Hal tersebut menimbulkan pro dan kontra di kalangan masyarakat, ada yang pro dan ada juga yang kontra. Walaupun sebenarnya menurut hukum agama Islam, poligami halal halal saja. Poligami juga dilakukan oleh Rasulullah SAW, sehingga hukumnya menjadi sunah, jika dilakukan mendapat pahala tapi tidak dilakukan pun tidak akan mendapat ganjaran apa-apa.
Dalam hukum yang berlaku di Indonesia pun diperbolehkan seorang laki-laki memilki istri lebih dari satu. Ketentuan berpoligami tertulis dalam Undang-undang Republik Indonesia No. 1 tahun 1974 pasal 3 yang menyatakan sebagai berikut:
1) Pada dasarnya, dalam suatu perkawinan seorang pria hanya boleh mempunyai seorang istri. Seorang wanita hanya boleh mempunyai seorang suami.
2) Pengadilan dapat memberi ijin kepada seorang suami untuk beristri lebih dari seorang, apabila dikehendaki oleh pihak-pihak yang bersangkutan.

Selanjutnya dalam pasal 4 dan 5 dinyatakan bahwa jika seorang suami akan beristri lebih dari seorang, maka wajib mengajukan permohonan kepada pengadilan di daerah tempat tinggalnya. Pengadilan hanya memberikan ijin kepada seorang suami yang akan beristri lebih dari seorang dalam kondisi-kondisi tertentu. Kondisi ini adalah sebagai berikut:
a) Istri tidak dapat menjalankan kewajibannya sebagai istri.
b) Istri mendapat cacat badan atau penyakit yang tidak dapat disembuhkan.
c) Istri tidak dapat melahirkan keturunan.

Adapun syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam mengajukan permohonan berpoligami kepada pengadilan adalah:
a) Adanya persetujuan dari istri.
b) Adanya kepastian bahwa suami mampu menjamin keperluan hidup istri-istri dan anak-anak mereka.
c) Adanya jaminan bahwa suami akan berlaku adil terhadap istri-istri dan anak-anak mereka.

Setelah melihat Undang-undang No. 1 tahun 1974 diatas, terbersit sedikit pemikiran, jika seorang laki-laki boleh berpoligami dengan syarat dan ketentuan berlaku yang telah terulis tersebut, mengapa wanita tidak boleh berpoliandri? Dalam pasal 3 ayat 1 tertulis bahwa pada dasarnya, dalam suatu perkawinan seorang pria hanya boleh mempunyai seorang istri. Seorang wanita hanya boleh mempunyai seorang suami. Namun laki-laki dapat berpoligami dengan memenuhi salah satu dari tiga kondisi yang tertulis dalam pasal 4. padahal mungkin saja ketiga kondisi tersebut menimpa seorang wanita, lalu apakah dia boleh berpoliandri?
Pertama jika suami tidak dapat menjalankan kewajibannya sebagai suami, sang wanita tidak dapat berpoliandri. Begitu juga jika kondisi yang kedua, yaitu jika seorang suami mendapat cacat badan atau penyakit yang tidak dapat disembuhkan, sang istri tetap tidak bisa berpoliandri. Padahal suami adalah kepala keluarga yang harus menanggung hidup istri dan anak-anaknya. Sebenarnya bisa saja sang istri yang bekerja untuk menutupi kebutuhan rumah tangga, tapi si istri juga tetap harus melakukan kewajibannya sebagai seorang ibu rumah tangga, seorang istri bagi suaminya, dan seorang ibu bagi anak-anaknya. Sepertinya hanya sedikit wanita super yang dapat melakukan semua pekerjaan tersebut, dan mereka membutuhkan bantuan untuk melakukan hal tersebut. Lalu bolehkah si istri mencari suami kedua untuk membantu dirinya melakukan tugas-tugas tersebut, atau untuk membantunya menghidupi anak dan suaminya (yang pertama).
Walaupun demikian, kondisi pertama dan yang kedua dapat kita skip dan tidak menjadi alasan seorang istri dapat berpoliandri, karena ada hal yang nantinya bisa menjadi sebuah pertikaian antara suami-suami dari istri yang berpoliandri. Jika sang istri hamil, anak tersebut dari anak dari suami yang mana? Karena sudah tentu kedua suami membuahi sang istri. Yah, setidaknya itu alasan mengapa seorang istri tidak boleh berpoliandri yang saya dapatkan. Tapi untuk kondisi yang ketiga, pertanyaan itu dapat dijawab. Jika seorang istri berpoliandri dengan alasan sang suami tidak dapat menghasilakan keturunan (infertile), tentunya sudah dapat ditebak siapa ayah dari bayi yang dikandung sang istri. Lalu apakah kondisi ini bisa membuat sang istri boleh berpolisndri? Tentunya dengan memenuhi syarat yang tertera di pasal 5. Dan jawabannya pasti akan tetap tidak. Kerana jika kita telaah, tidak ada alasan untuk seorang istri boleh berpoliandri.
Lalu mengapa wanita tidak boleh poliandri?
Jawaban saya cukup sederhana. Dalam novel “Gege Mengejar Cinta” karangan Adhitya Mulya disebutkan bahwa inti cinta seorang wanita adalah ingin menyayangi, sedangkan inti cinta laki-laki adalah ingin memiliki. Entah apa yang terjadi jika seorang wanita mempunyai dua orang suami yang sama-sama mencintai istrinya itu.

WHEN WRITING CAN BE FUN


Banyak orang ragu untuk menulis dan berkata, “Saya gak punya bakat nulis”. Tapi kalau sebenarnya kamu tahu, menulis itu bukan bakat melainkan keinginan. Siapa saja bisa menulis asalkan dia memliki keinginan yang kuat untuk menulis. Menulis itu mudah saja karena menulis ibarat berkata-kata melalui pena atau mesin tik atau komputer. Menulis bisa mudah kalau kamu tidak terlalu banyak berpikir tentang apa yg ingin kamu tulis. Menulis bisa menjadi sulit saat kamu justru terjebak dalam pemikiran. Ketika kamu berkata “saya gak punya bakat menulis” maka keinginan kamu untuk menulis pun telah hilang. Itulah sebenarnya yang membuat kamu tidak bisa menulis, mind set kamu yang mengatakan “ saya gak bisa menulis”. Selama kamu terus berpikir kalau kamu gak bisa menulis, maka selama itu pula kamu tidak akan bisa menulis. Menulis merupakan ketrampilan dasar yang bahkan seorang anak sekolah dasar pun mampu melakukannya. Manusia lahir sebagai makhluk sempurna. Kita diberi anugerah oleh Yang Maha Kuasa pikiran dan ide. Sungguh sangat disayangkan jika kemampuan kita, manusia, tidak kita gunakan dengan baik.

Inspirasi. Kebanyakan diantara kita juga menyalahkan kata yang satu itu untuk berhenti menulis. Ketika kamu duduk di depan layar komputer dan hanya termenung disana karena tidak ada inspirasi, tentunya kamu akan beranjak dari komputer itu dan mengurungkan niat untuk menulis. Padahal sebenarnya inspirasi itu bisa datang dari mana saja. Pengalaman kamu sehari-hari pun bisa jadi inspirasi kamu untuk membuat suatu tulisan. Banyak penulis-penulis terkenal yang membuat tulisan berbentuk buku ataupun cerpen dari pengalaman pribadinya dan tulisannya laris manis. Beban perasaaan yang membelenggu dari beberapa faktor seperti rasa takut yang berlebihan terhadap tulisan kamu sendiri memang sering membuat ragu. Tapi apa salahnya kalau dicoba terlebih dahulu, urusan bagus atau tidaknya itu belakangan. Kalau kamu masih ragu-ragu juga, berikut ada tips yang diambil dari www.kodokijo.net agar kita bisa meningkatkan keinginan dan inspirasi untuk menulis.

1. Menulis adalah Kesenangan, bukan hanya games atau nonton bioskop saja yang bisa bikin kita senang, imajinasikan saat jemari kita menulis saat itulah sebenarnya kita sedang ‘bermain’ dengan kata-kata terangkai. Tidak perlu khawatir bahkan bila kosa kata kita agak berantakan, yang penting setiap huruf mengalir begitu saja sesuai dengan perasaan yang kita ciptakan tadi, menulis adalah kesenangan.

2. Menulis adalah Berbicara, ini agak aneh memang, tapi saat kita menulis coba khayalkanlah bahwa kita ’sebenarnya’ ini sedang ngobrol dengan teman-teman kita. Saat imajinasi itu terjadi, saat itu pula kata - kata akan meluncur dengan deras layaknya sedang berbicara dengan teman-teman. Jarang sekali kita terlalu banyak berpikir sebelum berucap saat sedang ngobrol semuanya berlangsung spontan dan lugas.

3. Menulis berarti Berbagi, seperti halnya amal, setiap tulisan karya kita, sedikit banyak pasti dan harusnya bermanfaat untuk orang lain. Itulah sebenarnya kunci utama dalam kegiatan menulis. Kita membuat tulisan dan orang lain membacanya. Ada hubungan tidak langsung antara apa yang kita berikan dalam bentuk tulisan dengan kemajuan atau kesuksesan orang yang membacanya. Tidak selalu harus uang untuk beramal, tulisan juga bisa kok.

4. Menulis berarti Membebaskan, dalam tulisan fiksi berupa cerpen atau novel, kita mendapat kesempatan yang sangat luas dalam berekspresi. Seorang penulis fiksi bebas berimajinasi terhadap keadaan, sang tokoh, alur cerita dll. Dalam kata lain, saat Anda menulis cerita, Anda adalah ’sang pencipta’. Ekspresikan diri kita sepuasnya karena ranah ini benar- benar milik kita.

5. Menulis berarti Hidup, mirip sebuah iklan rokok, “bikin hidup lebih hidup”, mungkin seperti itulah perumpamaannya. Saat kita melakukan kegiatan tulis menulis saat itu pula kita seakan digiring ke sebuah fenomena aktualisasi diri. Menulis berarti menghidupkan jiwa kita dalam bentuk karya tulis. Menulis tidak hanya sekedar kegiatan layaknya makan minum, tapi lebih bermakna dalam, utamanya seperti bernafas, sudah menjadi bagian diri kita. Menulis adalah kehidupan kita.

Sudah mulai gak ragu lagi untuk menulis? Kalau gitu ayo kita mulai menulis sekarang. Nyalakan komputer kamu dan tulis apa yang ingin kamu ceritakan. Jangan terlalu memaksakan diri, kalau otak kamu sudah mentok berhenti saja dulu. Sambil istirahat, kamu bisa memikirkan apa lagi yang bisa kamu tulis.

Kamu bisa menganggap komputer kamu sebagai diary kamu. Menulis membuat kita bisa menuangkan segala unek-unek, sesuatu yang terpendam yang ada di dalam hati. Menulis membuat kita bisa dan terbiasa mengekspresikan apa yang kita ingin sampaikan. Ceritakan isi hati dan pikiran kamu dalam bentuk tulisan. Walaupun sedikit, asalkan kamu rutin melakukannya maka lama kalamaan tulisan kamu pun bisa menjadi beberapa halaman novel. Daripada melamun memikirkan hal yg tidak bermanfaat lebih baik menuangkan isi kepala ke dalam satu tulisan. Merekam-kejadian sehari-hari dalam satu halaman. Untuk dibaca-baca lagi dikemudian hari.

Jadikan menulis sebagai kegiatan rutin sehari-hari. Sebaiknya kamu punya jadwal kegiatan wajib untuk menulis sehingga kamu bisa selalu ingat kapan kamu harus menulis. Kalau sudah mulai terbiasa, maka semuanya akan menjadi lebih mudah untuk dilakukan.

Selamat Menulis………

Rabu, 13 Mei 2009

SHORT BIOGRAPHY OF CESC FABREGAS

Let me introduce my favorite football player. His full name is Francesc Fabregas Soler. Peoples know him as Cesc Fabregas but he love to called Cesc or Fab. Cesc born in little town on Barcelona, Arenys del Mar, in May 4th 1987. He love football since he was a kid. Then he joined with Barcelona Football Academy. In 2003 when he was 16 years old, he called to join with Spanish U-17 football team for U-17 Football World Cup. He couldn’t bring Spain to be the champion, they lost by Argentina in final. But he became the best player and top scorer in that tournament.
Because of his fabulous performance in U-17 Football World Cup, one pf big football club in England, Arsenal, impressed with him. Cesc didn’t happy stay in Barcelona football club, he thought he couldn’t get a good future there. That was so hard for him to play in main team. So, in September 11th 2003 Cesc moved from Barcelona to London for joined with Arsenal.
Cesc played his debut in October 28th 2003 in Carling Cup tournament. Since he joined with Arsenal, he got many records. Cesc became the youngest player in Carling cup and English Premiere League. In December 2nd 2003, Cesc scored his first goal and became Arsenal youngest goal scorer in Carling Cup tournament. Not just in Carling Cup, he also became Arsenal youngest goal scorer in English Premiere League in August 25th 2004 and UEFA Champion League in December 8th 2004.
In 2006, Cesc became a key player of Arsenal and succeeded bring his club to UEFA Champion League final. Unfortunately, they lost by Cesc’s ex club, Barcelona. But Cesc succeeded to be the BBC Young Player of the Year 2006 and included in UEFA Team of the Year 2006.
In the same year, Cesc called to join with Spanish senior football team for World Cup 2006 in Germany. But once again he failed to bring his country to be the World Champion. They lost by France.
Last year, Cesc nominee for PFA Best Player and PFA Best Young Player. But Cesc lost the award cause Cristiano Ronaldo won both of them.
Since he joined with Arsenal, Cesc has made 26 goal and more than 35 assist. And it getting more and more cause he getting better and better.
That was story about Cesc Fabregas and succeed and failure of him. But just like he said, it’s easy to us to felt down but hard to wake up and make everything alright. That was Cesc Fabregas, young and dedicated.

Selasa, 28 April 2009

IF TOMORROW NEVER COMES (chapter 1)

Awalnya aku gak yakin kalau cinta sejati itu benar-benar ada. Tapi setelah melihatnya sendiri, kini aku percaya.
Namaku Gina. Aku kini kuliah di salah satu universitas swasta di Bandung semester 5. Aku punya banyak teman di lingkungan rumahku. Kita sering nongkrong bareng dan jalan-jalan bareng. Tapi mereka satu per satu menghilang setelah diterima kerja termasuk salahsatunya Raka yang harus pindah ke Batam karena diterima keja disana. Tapi sebenarnya dia sengaja mencari pekerjaan yang jauh dari Bandung agar bisa melupakan mantan pacarnya. Sudah lama aku tidak bertemu dengannya, hingga suatu malam ketika aku sedang mencoba tidur, tiba-tiba handphone ku berbunyi.

“Hallo.” Ucapku seraya mengangkat telepon.
“Hallo, Gin!” orang yang meneleponku menyaut.
“Siapa ya? Nomernya gak kenal.” Aku bertanyanya kepadanya karena tidak ada nama tertera di handphone-ku, nomer asing.
“Ini gue, Gin, Raka.” Jawabnya.
“Astaga, Ka, apa kabar? Kemana aja lu baru ngehubungin gue sekarang?”
“Baik, Gin. Gue sibuk kerja sekarang, jadi gak sempet ngehubungin lu ataupun anak-anak yang lain. Belum tidur lu?”
“Belum nih, lagi gak bisa tidur.”
“Gak kenapa-kenapa kan gue ganggu malem-malem gini?”
“Gak kok, gak kenapa-kenapa.”
“Gue lagi pengen ngobrol sama lu, Gin,”
“Ayo aja. Pasti lu mau ngomongin Vivi ya?”
“Iya.”

Raka sudah 3 tahun berpacaran dengan Vivi, teman SMA ku yang kebetulan mengkontrak rumah di daerahku. Awalnya aku heran kenapa Raka bisa pacaran sama Vivi, padahal Raka itu kan playboy yang suka gonta-ganti pacar dan ceweknya pun cantik-cantik, yah tipe-tipe model gitu lah. Tapi sekarang dia pacaran sama Vivi, cewek yang gak cantik-cantik amat dan jauh dari tipe cewek Raka yang biasanya dia pacarin. Raka pun kelihatan ogah-ogahan pacaran sama Vivi. Selama 3 tahun pacaran itu, 2 tahun Vivi tidak mendapat status pacar, yah istilah sekarangnya sih HTS (hubungan tanpa status). Alasannya sepele, Raka tidak mau terikat dan tidak mau mengikat karena menurut pikirannya, kalau Vivi sudah jadi pacarnya maka setengah kebebasan Vivi akan hilang dan Raka akan banyak menuntut agar Vivi selalu ada jika Raka membutuhkannya. Raka orang yang ideologis. Profesinya sebagai seniman kadang membuat jalan pikirinnya tidak rasional menurutku, kalau tidak mau dibilang “aneh”.
Mungkin ini yang disebut orang-orang kalau cinta itu buta. Raka yang biasa “maenin” cewek-cewek cantik, malah merasa benar-benar cinta kepada Vivi. Dan yang ditakutkan Raka pun terjadi. Raka mulai possesif dan banyak menuntut kepada Vivi. Tapi karena Vivi sudah terlanjur cinta, Vivi pun menerima Raka yang seperti itu.
Banyak cerita cinta yang mereka lalui. Baik itu cerita indah ataupun cerita sedih, walaupun lebih banyak yang sedih daripada yang senang. Tapi kisah mereka berdua kadang bikin aku iri, karena kekuatan cinta mereka berdua yang sanggup melawan segala rintangan. Terlihat berlebihan memang, tapi memang begitulah adanya.
Vivi mendapatkan cinta Raka dengan susah payah. Dia rela melakukan apa saja demi mendapatkan cinta Raka. Tiap hari Vivi ke kosan Raka untuk memberi Raka makan. Bahkan bisa dibilang Vivi-lah yang membiayai hidup Raka. Sekali lagi aku bilang, cinta memang buta. Cinta sanggup membuat orang melakukan apa saja demi cinta. Seperti yang dilakukan Vivi. Dan semalam Raka mengungkapkan kembali perjalanan cintanya bersama Vivi. Raka memberitahuku bagaimana Vivi selalu membantunya dalam setiap masalah yang dihadapinya.
Sebenarnya aneh juga sekarang Raka meneleponku karena sebelumnya hubungan pasangan Raka Vivi dan anak-anak di daerahku mulai merenggang. Ceritanya begini, dahulu Raka selalu membawa kami menginap di hotel-hotel mewah di Bandung dengan voucher yang dia miliki. Dia memperoleh voucher tersebut dari temannya yang seorang hacker. Temannya tersebut mengambil, atau lebih tepatnya mencuri debit kartu kredit dari orang-orang kaya yang sulit untuk dilacak. Hampir setiap satu bulan sekali kami semua berkumpul bersama dalam satu kamar hotel yang mewah. Namun suatu hari yang biasanya berjalan baik-baik saja sedikit menemui masalah.
“Sori, guys, gue gak bisa ikut nih. Tugas kuliah banyak banget nih, mau gue beresin dulu. Ntar deh kalau si Raka dapet voucher lagi gue pasti ikut.” Andre meminta maaf kepada temen-teman yang lain.
“Yah, Ndre, si Boy, Doni, Adit, Christy, sama Lydia juga gak ikut. Masa lu juga gak ikut sih.” Indra mencoba membujuk Andre.
“Abis tugas gue harus cepet-cepet diberesin, lain kali aja ya.”
“Ah gak seru lu.” Jawab Raka.
“Temen-temen, sebenernya gue juga gak bisa ikut. Nyokap gue gak ngizinin gue pergi dan hari ini gue harus stay di rumah.” Gina pun menolak ajakan Raka.
“Ya udah kalau kalian pada gak bisa. Kita pergi berlima aja.”
Raka, Vivi, Indra, Nisa, dan Fahmi pun pergi. Aku segera pulang karena ibuku menyuruhku untuk pulang cepat hari ini.
Keesokan harinya aku mendapat kabar buruk. Raka ditahan polisi karena kasus cyber crime, Setahu kami, voucher yang Raka dapat adalah pemberian temannya. Kami tidak pernah tahu kalau voucher itu didapat dari hasil hacking. Sebenarnya sebelumnya pihak hotel telah curiga bahwa ada yang tidak wajar dengan voucher itu, namun Raka masih bisa lolos. Hingga acara terakhir sebelum ini, pihak hotel sudah membuat proses check out kami menjadi sulit tapi saat itu pihak hotel masih belum bisa membuktikan bukti cyber crime yang dilakukan Raka. Namun saat itu pihak hotel telah memblacklist Raka dan mencari bukti kejahatan sehingga ketika Raka datang, meraka langsung menghubungi polisi dan menangkap Raka. Beruntung aku tidak ikut mereka, karena teman-temanku yang ikut juga harus ikut berurusan dan menjadi saksi. Sejak itulah teman-temanku merasa dendam kepada Raka dan menjauhinya.
Karena sejak itu hubungan aku dan teman-temanku dengan Raka semakin renggang, aku pun tidak tahu kelanjutan cerita tentang dia. Bahkan aku juga menjadi jarang ngobrol dengan Vivi. Selain karena kami sudah lulus SMA dan tidak kuliah di tempat sama, Vivi juga jarang datang ke tongkrongan kamu karena teman-teman selalu mejauhinya tiap kali dia datang. Vivi pun menjadi orang yang pemurung dan tertutup, padahal asalnya dia adalah pribadi yang selalu ceria dan cerewet.
Malam itu Raka menceritakan apa yang sebenarnya terjadi saat itu. Raka sempat ingin memberitahu kami bahwa sebenarnya voucher itu hasil hacking namun Raka hanya memberitahu kepada beberapa orang saja dan menurutnya itu bukan hal yang perlu dikhawatirkan karena tidak mungkin ketahuan. Setelah kejadian itu Raka terlilit hukum karena kasusnya itu, dan Vivi lah yang membantunya bebas dari penjara.

SINOPSIS IF TOMORROW NEVER COMES

“Gue gak tau apa yang dia rasain ketika dia melihat gue menikah dengan wanita yang gak gue cintai”

Itulah kalimat terakhir yang diucapkan Raka kepada Gina dalam curhatnya malam-malam. Gina adalah seorang gadis super aktif yang memiliki banyak teman. Temasuk salah satunya adalah Raka. Gina satu tongkrongan dengan Raka , Vivi (pacar Raka), dan teman-teman lainnya.
Banyak kisah yang Gina lalui bersama teman-temannya itu. Senang, sedih, marah, benci, semuanya pernah dia rasakan. Mereka selalu bersama-sama setiap waktu. Sampai ada satu kejadian yang membuat hubungan Gina dan teman-temannya dengan Raka dan Vivi menjadi renggang sehingga Raka dan Vivi tidak pernah nongkrong lagi di tempat mereka biasa nongkrong. Raka dan Vivi pun seolah hilang tak ada kabar, hanya ada rumor dan kabar burung saja yang melintas di telinga Gina dan teman-temannya.
Walaupun demikian, cerita tentang Raka dan Vivi masih terus berlanjut. Mereka bertahan hidup berdua disaat teman-teman mereka mulai menjauhi mereka. Mereka menjalani masa-masa sulit berdua. Ketika Raka terjerumus hukum, Vivi selalu ada. Saat Vivi harus menentang orangtua karena cintanya kepada Raka, mereka selalu bersama. Ketika Raka belum memperolah pekerjaan dan tidak bisa menghidupi dirinya sendiri, Vivi membantu Raka. Ketika Vivi hampir diperlakukan tidak senonoh oleh teman satu kosnya, Raka menjadi pelindung Vivi. Tapi apakah mereka sanggup mempertahankan keutuhan cinta mereka berdua disaat orangtua Vivi tidak merestui hubungan mereka. Dan mereka berdua pun hidup sebatang kara tanpa teman-teman yang biasanya selalu ada bersama mereka. Selain itu masih ada masalah lain yang menggoyahkan hubungan mereka berdua. Lalu apa yang harus mereka lakukan?

Senin, 16 Maret 2009

SOS

Hari ini Edi pulang sekolah sendirian. Sohib, sahabatnya yang biasa pulang bersamanya, hari itu sakit. Ia tidak masuk sekolah.
Edi menyusuri jalanan menuju rumahnya. Di sebuah warung makan di pinggir jalan, Edi melihat sebuah mobil. Walaupun kaca mobil itu tertutup, Edi bisa melihat seorang anak perempuan di dalamnya. Anak itu duduk sendirian di kursi belakang. Ia tampak gelisah, bahkan menangis.
Anak perempuan itu lalu tampak menutup wajahnya denagn sapu tangan. Secara tak sadar, Edi terus memperhatikan anak itu. Anak itu juga memperhatikan Edi. Ia seperti ingin berbicara sesuatu kepada Edi. Akan tetapi tiba-tiba muncul dua lelaki dewasa dari warung makan. Sepertinya mereka baru saja selesai makan.
Dua laki-laki dewasa itu masuk ke mobil itu. Yang satu menyetir, yang satunya lagi duduk di belakang, di sebelah anak itu. Mobil itu kemudian melaju meninggalkan tempat itu.
Edi baru sadar, ternyata ada sehelai saputangan tergeletak di jalan. Di sekitar tempat mobil tadi parker. Sapu tangan itu berwarna kuning dengan motif bunga. Tampak ada bordir nama Ariessa. Pasti sapu tangan ini molik anak tadi, gumam Edi dalam hati.
“Kalau bertemu anak perempuan itu lagi, akan aku kembalikan,” piker Edi.
Keesokan harinya, di sekolah, Edi mendengar kabar tentang penculikan. Edi langsung teringat pada anak yang kemari ia lihat. Ia semakin yakin kalau yang diculik adalah anak itu. Setelah ia melihat foto selebaran di pengumuman.
Wajah anak di foto itu, sama persis dengan yang dilihat Edi. Nama anak itu Ariessa. Sama seperti bordiran di sapu tangan yang ditemukan Edi.
“Duh sayang aku lupa mencatat nomor mobil itu,” sesal Edi.
“Mobil siapa, Di?” tanya Sohib penasaran.
Edi segera menceritakan pengalamannya kemarin.
“Oya, aku menemukan sesuatu di tempat kejadian itu!” kata Edi lagi.
Sepulang sekolah, Edi mengajak Sohib ke rumahnya. Ia mengeluarkan sapu tangan milik Ariessa. “Ini dia yang aku temukan.”
Sohib mengamati sapu tangan itu. Ia lalu menendusnya.
“Kok, bau kunyit, ya? Sepertinya, setelah makan, ia mengusap mulutnya dengan sapu tangan ini.”
Edi lalu berpikir, adakah petunjuk yang berhubungan denagn kunyit. Setelah berpikir beberapa saat, Edi masuk ke kamar mandi. Dibasuhnya sapu tangan itu dengan air sabun. Tiba-tiba muncul deretan huruf berwarna merah membentuk tulisan “Semut E11.”
“Semut?” gumam Edi dan Sohib bingung.
Beberapa saat kemudian, Sohib berkata, “Kalau tidak salah, Semut itu adalah kompleks yang ada di dekat kelurahan. Semesta Mutiara, sering disingkat jadi Semut.”
Setelah berunding sejenak, Edi dan Sohib pun bersiap-siap pergi ke tempat yang dimaksud. Sesampainya disana, tampak sebuah rumah besar yang dijaga oleh 3 orang laki-laki berbadan besar. Mereka pun mencari tempat bersembunyi dan mulai mengamati rumah itu. Rumah tersebut kelihatan sepi.
“Kayaknya rumah ini tempat penculik itu menyekap Ariessa.” ungkap Edi.
“Kamu yakin?” tanya Sohib.
“Kurang yakin juga sih, tapi kegiatan di rumah itu terlihat mencurigakan. Rumahnya terlihat sepi, jalan sekitar sini juga sepi, tapi penjaga rumah itu kayak sibuk banget ngejaga rumah.” Edi berpendapat.
Tak lama kemudian sebuah mobil keluar dari garasi rumah itu.
“Itu kan mobil yang kemarin. Sekarang aku yakin kalau Ariessa disekap disini.” kata Edi dengan wajah serius.
“Ya sudah tunggu apa lagi. Kita cari cara bagaimana menyelamatkan Ariessa.” jawab Sohib semangat.
“Kita cari jalan masuk menuju rumah itu. Mungkin kita bisa lewat jalan pinggir.”
Mereka berdua langsung berjalan ke pinggir rumah itu sampai akhirnya tiba di belakang rumah. Namun tak ada celah untuk masuk, hanya ada tembok tinggi yang membentengi rumah itu. Untunglah sebelumnya mereka telah menyiapkan tali. Mereka pun mengaitkan tali ke tembok dan satu per satu dari mereka memanjatnya. Situasi aman, mereka pun mendekati rumah itu. Pintu belakang ternyata tidak terkunci, mereka masuk ke dalam rumah. Rumah tersebut memang kosong, tidak terlihat ada kegiatan di dalamnya. Mereka berjalan menuju ruangan depan. Disitu terlihat ada seorang laki-laki sedang tertidur di sofa, laki-laki yang kemarin Edi lihat menyetir mobil yang dipakai untuk menculik Ariessa.
“Kalau begitu satu orangnya lagi juga pasti ada disini.” ungkap Edi.
Ada tangga. Mereka pun menaiki tangga itu. Disana ada sebuah kamar yang dijaga oleh laki-laki yang kemarin Edi lihat.
“Pasti Ariessa disekap disitu.” kata Sohib.
“Terus kita mau ngapain, Hib?” tanya Edi.
“Mending kita lapor polisi dulu, biar kita enggak disangka macam-macam.”
Edi kemudian menelepon polisi dan memberitahukan keadaan di rumah itu. Sambil menunggu polisi datang, mereka bermaksud untuk membius para penculik itu dengan alcohol yang sudah mereka siapkan. Mereka pun kembali menghampiri turun ke lantai bawah untuk membius penculik yang sedang duduk di sofa. Tanpa perlawanan karena sedang nyenyak tidur, penculik itu langsung pingsan. Mereka kembali lagi ke atas untuk membius penculik lainnya. Dengan perlahan mereka menghampiri laki-laki itu dan menempelkan sapu tangan yang telah ditetesi alcohol ke hidung penculik itu. Penculik itu sempat melawan namun tak lama kemudian langsung pingsan. Edi membuka pintu kamar yang dijaga penculik itu. Dia melihat Ariessa diikat di bangku kayu dengan mulut ditutup kain. Sohib dan Edi segera menghampiri Ariessa dan membuka ikatannya. Mereka bertiga kemudian meninggalkan kamar itu dan keluar rumah melewati pintu belakang. Tak lama polisi pun datang. Penjaga di depan rumah segera berlari ke dalam rumah untuk memberitahu penculik itu dan membawa kabur Ariessa. Namun penjaga tersebut hanya melihat para penculik yang pingsan dan Ariessa pun sudah tidak ada di tempatnya. Selagi penjaga tersebut sibuk, Edi, Sohib, dan Ariessa berlari ke halaman depan menuju mobil polisi. Polisi-polisi itu kemudian memasuki rumah dan menangkap para penculik beserta penjaganya. Ariessa pun terselamatkan.

Sekilas Tentang Karakter Tokoh Andrew Smith

Nama : Andrew Smith
TTL : London, 9 September 1987
Tinggi badan : 183 cm
Berat badan : 78 kg
Warna mata : coklat
Warna rambut : pirang
Warna kulit : putih

Deskripsi :
Andrew adalah anak tunggal dari Mr. Smith dan Mrs. Smith. Ayahnya sangat sibuk sehingga tidak mempunyai waktu untuk mengurus Andrew. Sehari-hari Andrew menghabiskan waktu bersama teman-temannya sambil berusaha mencari jatidiri dia sebenarnya. Andrew termasuk orang yang supel. Dia berkawan dengan siapapun tanpa memilih-milih. Tapi sebenarnya dia mencari sesosok teman yang cocok dengannya dan dapat membawa dia ke arah yang lebih baik. Kurangnya perhatian dari orang-orang yang ada di dekatnya membuat dia bertindak semaunya, walaupun masih dalam batas wajar. Potensi besar yang ada dalam dirinya kurang bisa dimaksimalkan karena tidak adanya motivasi. Tak heran jika dia masih merasa sendiri walaupun dia memiliki banyak teman. Biasanya dia akan chatting melalui internet untuk menemukan banyak teman dan menghilangkan kesendirian. Atau tidak, dia akan pergi ke club pada malam hari dan pulang dengan wanita yang berbeda-beda. Tekanan pada dirinya membuat dia menjadi pribadi yang nakal walaupun sebenarnya dia adalah pria yang baik. Dia hanya butuh dorongan, motivasi, perhatian, dan kasih sayang untuk membuat dia menjadi dia yang sebenarnya. Andrew yang rajin, pintar, kreatif, penyayang, dan selalu memiliki keinginan yang kuat. Saat ini, dia hanya menginginkan kebahagiaan. Dan dia rela berkorban untuk mendapatkan kebahagiaan itu. Bahkan dia juga rela berkorban untuk orang yang dia sayangi asalakan dia bahagia. Karena menurutnya, kebahagiaan adalah sesuatu yang mahal dan tidak bisa dibeli oleh uang.

Latar Belakang Keluarga :
Ayah Andrew adalah pemilik salahsatu jaringan stasiun TV di London. Ibunya meninggal ketika dia berumur 13 tahun akibat leukemia. Andrew kurang akrab dengan sanak saudara yang lainnya karena seluruh keuarganya adalah orang-orang sibuk.

Latar Belakang Pendidikan :
Saat ini Andrew kuliah di salahsatu perguruan tinggi di London. Dia mengambil jurusan Media Studies. Tuntutan dari ayahnya mengharuskan dia mengambil jurusan itu. Dan untungnya dia memang cukup tertarik dengan bidang itu. Semasa sekolah dia adalah siswa yang pintar. Bahkan sampai saat ini dia masih berbakat di bidang akademik.

Hobby :
Andrew hobi bermain musik. Drum adalah alat musik favoritnya. Tetapi dia juga bisa menguasai segala macam alat musik band. Musik yang disukainya juga beragam, hampir semua jenis musik dia sukai. Namun selera musiknya cukup tinggi. Dari sekian banyak jenis musik yang disukainya, dia sangat menyukai musik punk dan emo. Karena musik itulah yang cocok dengan kepribadiannya, idealis dan tidak suka diatur namun peduli terhadap sesama.
Andrew juga sangat menyukai sepakbola. Dia adalah pendukung Arsenal sejati. Setiap kali Arsenal bertanding di London, dia selalu menyempatkan diri untuk menonton langsung di stadion. Seluruh pemain Arsenal adalah pemain favoritnya.

Latar Belakang Pekerjaan :
Saking hobinya dengan sepakbola, Andrew membuat acara Talkshow yang setiap minggunya menghadirkan beberapa pemain sepakbola di Inggris untuk menjadi bintang tamunya. Dia bertindak sebagai produser acara tersebut. Dia juga sempat menjadi produser dari sebuah acara travel.
 
Copyright yustina loves reading 2009. Powered by Blogger.Designed by Ezwpthemes .
Converted To Blogger Template by Anshul .