Selasa, 14 Juli 2009

Mengapa Wanita Tidak Boleh Poliandri?

Kasus pernikahan poligami sempat ramai diperbicangkan publik berkaitan dengan rencana poligami yang dilakukan ustadz ternama Indonesia Aa Gym. Hal tersebut menimbulkan pro dan kontra di kalangan masyarakat, ada yang pro dan ada juga yang kontra. Walaupun sebenarnya menurut hukum agama Islam, poligami halal halal saja. Poligami juga dilakukan oleh Rasulullah SAW, sehingga hukumnya menjadi sunah, jika dilakukan mendapat pahala tapi tidak dilakukan pun tidak akan mendapat ganjaran apa-apa.
Dalam hukum yang berlaku di Indonesia pun diperbolehkan seorang laki-laki memilki istri lebih dari satu. Ketentuan berpoligami tertulis dalam Undang-undang Republik Indonesia No. 1 tahun 1974 pasal 3 yang menyatakan sebagai berikut:
1) Pada dasarnya, dalam suatu perkawinan seorang pria hanya boleh mempunyai seorang istri. Seorang wanita hanya boleh mempunyai seorang suami.
2) Pengadilan dapat memberi ijin kepada seorang suami untuk beristri lebih dari seorang, apabila dikehendaki oleh pihak-pihak yang bersangkutan.

Selanjutnya dalam pasal 4 dan 5 dinyatakan bahwa jika seorang suami akan beristri lebih dari seorang, maka wajib mengajukan permohonan kepada pengadilan di daerah tempat tinggalnya. Pengadilan hanya memberikan ijin kepada seorang suami yang akan beristri lebih dari seorang dalam kondisi-kondisi tertentu. Kondisi ini adalah sebagai berikut:
a) Istri tidak dapat menjalankan kewajibannya sebagai istri.
b) Istri mendapat cacat badan atau penyakit yang tidak dapat disembuhkan.
c) Istri tidak dapat melahirkan keturunan.

Adapun syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam mengajukan permohonan berpoligami kepada pengadilan adalah:
a) Adanya persetujuan dari istri.
b) Adanya kepastian bahwa suami mampu menjamin keperluan hidup istri-istri dan anak-anak mereka.
c) Adanya jaminan bahwa suami akan berlaku adil terhadap istri-istri dan anak-anak mereka.

Setelah melihat Undang-undang No. 1 tahun 1974 diatas, terbersit sedikit pemikiran, jika seorang laki-laki boleh berpoligami dengan syarat dan ketentuan berlaku yang telah terulis tersebut, mengapa wanita tidak boleh berpoliandri? Dalam pasal 3 ayat 1 tertulis bahwa pada dasarnya, dalam suatu perkawinan seorang pria hanya boleh mempunyai seorang istri. Seorang wanita hanya boleh mempunyai seorang suami. Namun laki-laki dapat berpoligami dengan memenuhi salah satu dari tiga kondisi yang tertulis dalam pasal 4. padahal mungkin saja ketiga kondisi tersebut menimpa seorang wanita, lalu apakah dia boleh berpoliandri?
Pertama jika suami tidak dapat menjalankan kewajibannya sebagai suami, sang wanita tidak dapat berpoliandri. Begitu juga jika kondisi yang kedua, yaitu jika seorang suami mendapat cacat badan atau penyakit yang tidak dapat disembuhkan, sang istri tetap tidak bisa berpoliandri. Padahal suami adalah kepala keluarga yang harus menanggung hidup istri dan anak-anaknya. Sebenarnya bisa saja sang istri yang bekerja untuk menutupi kebutuhan rumah tangga, tapi si istri juga tetap harus melakukan kewajibannya sebagai seorang ibu rumah tangga, seorang istri bagi suaminya, dan seorang ibu bagi anak-anaknya. Sepertinya hanya sedikit wanita super yang dapat melakukan semua pekerjaan tersebut, dan mereka membutuhkan bantuan untuk melakukan hal tersebut. Lalu bolehkah si istri mencari suami kedua untuk membantu dirinya melakukan tugas-tugas tersebut, atau untuk membantunya menghidupi anak dan suaminya (yang pertama).
Walaupun demikian, kondisi pertama dan yang kedua dapat kita skip dan tidak menjadi alasan seorang istri dapat berpoliandri, karena ada hal yang nantinya bisa menjadi sebuah pertikaian antara suami-suami dari istri yang berpoliandri. Jika sang istri hamil, anak tersebut dari anak dari suami yang mana? Karena sudah tentu kedua suami membuahi sang istri. Yah, setidaknya itu alasan mengapa seorang istri tidak boleh berpoliandri yang saya dapatkan. Tapi untuk kondisi yang ketiga, pertanyaan itu dapat dijawab. Jika seorang istri berpoliandri dengan alasan sang suami tidak dapat menghasilakan keturunan (infertile), tentunya sudah dapat ditebak siapa ayah dari bayi yang dikandung sang istri. Lalu apakah kondisi ini bisa membuat sang istri boleh berpolisndri? Tentunya dengan memenuhi syarat yang tertera di pasal 5. Dan jawabannya pasti akan tetap tidak. Kerana jika kita telaah, tidak ada alasan untuk seorang istri boleh berpoliandri.
Lalu mengapa wanita tidak boleh poliandri?
Jawaban saya cukup sederhana. Dalam novel “Gege Mengejar Cinta” karangan Adhitya Mulya disebutkan bahwa inti cinta seorang wanita adalah ingin menyayangi, sedangkan inti cinta laki-laki adalah ingin memiliki. Entah apa yang terjadi jika seorang wanita mempunyai dua orang suami yang sama-sama mencintai istrinya itu.

WHEN WRITING CAN BE FUN


Banyak orang ragu untuk menulis dan berkata, “Saya gak punya bakat nulis”. Tapi kalau sebenarnya kamu tahu, menulis itu bukan bakat melainkan keinginan. Siapa saja bisa menulis asalkan dia memliki keinginan yang kuat untuk menulis. Menulis itu mudah saja karena menulis ibarat berkata-kata melalui pena atau mesin tik atau komputer. Menulis bisa mudah kalau kamu tidak terlalu banyak berpikir tentang apa yg ingin kamu tulis. Menulis bisa menjadi sulit saat kamu justru terjebak dalam pemikiran. Ketika kamu berkata “saya gak punya bakat menulis” maka keinginan kamu untuk menulis pun telah hilang. Itulah sebenarnya yang membuat kamu tidak bisa menulis, mind set kamu yang mengatakan “ saya gak bisa menulis”. Selama kamu terus berpikir kalau kamu gak bisa menulis, maka selama itu pula kamu tidak akan bisa menulis. Menulis merupakan ketrampilan dasar yang bahkan seorang anak sekolah dasar pun mampu melakukannya. Manusia lahir sebagai makhluk sempurna. Kita diberi anugerah oleh Yang Maha Kuasa pikiran dan ide. Sungguh sangat disayangkan jika kemampuan kita, manusia, tidak kita gunakan dengan baik.

Inspirasi. Kebanyakan diantara kita juga menyalahkan kata yang satu itu untuk berhenti menulis. Ketika kamu duduk di depan layar komputer dan hanya termenung disana karena tidak ada inspirasi, tentunya kamu akan beranjak dari komputer itu dan mengurungkan niat untuk menulis. Padahal sebenarnya inspirasi itu bisa datang dari mana saja. Pengalaman kamu sehari-hari pun bisa jadi inspirasi kamu untuk membuat suatu tulisan. Banyak penulis-penulis terkenal yang membuat tulisan berbentuk buku ataupun cerpen dari pengalaman pribadinya dan tulisannya laris manis. Beban perasaaan yang membelenggu dari beberapa faktor seperti rasa takut yang berlebihan terhadap tulisan kamu sendiri memang sering membuat ragu. Tapi apa salahnya kalau dicoba terlebih dahulu, urusan bagus atau tidaknya itu belakangan. Kalau kamu masih ragu-ragu juga, berikut ada tips yang diambil dari www.kodokijo.net agar kita bisa meningkatkan keinginan dan inspirasi untuk menulis.

1. Menulis adalah Kesenangan, bukan hanya games atau nonton bioskop saja yang bisa bikin kita senang, imajinasikan saat jemari kita menulis saat itulah sebenarnya kita sedang ‘bermain’ dengan kata-kata terangkai. Tidak perlu khawatir bahkan bila kosa kata kita agak berantakan, yang penting setiap huruf mengalir begitu saja sesuai dengan perasaan yang kita ciptakan tadi, menulis adalah kesenangan.

2. Menulis adalah Berbicara, ini agak aneh memang, tapi saat kita menulis coba khayalkanlah bahwa kita ’sebenarnya’ ini sedang ngobrol dengan teman-teman kita. Saat imajinasi itu terjadi, saat itu pula kata - kata akan meluncur dengan deras layaknya sedang berbicara dengan teman-teman. Jarang sekali kita terlalu banyak berpikir sebelum berucap saat sedang ngobrol semuanya berlangsung spontan dan lugas.

3. Menulis berarti Berbagi, seperti halnya amal, setiap tulisan karya kita, sedikit banyak pasti dan harusnya bermanfaat untuk orang lain. Itulah sebenarnya kunci utama dalam kegiatan menulis. Kita membuat tulisan dan orang lain membacanya. Ada hubungan tidak langsung antara apa yang kita berikan dalam bentuk tulisan dengan kemajuan atau kesuksesan orang yang membacanya. Tidak selalu harus uang untuk beramal, tulisan juga bisa kok.

4. Menulis berarti Membebaskan, dalam tulisan fiksi berupa cerpen atau novel, kita mendapat kesempatan yang sangat luas dalam berekspresi. Seorang penulis fiksi bebas berimajinasi terhadap keadaan, sang tokoh, alur cerita dll. Dalam kata lain, saat Anda menulis cerita, Anda adalah ’sang pencipta’. Ekspresikan diri kita sepuasnya karena ranah ini benar- benar milik kita.

5. Menulis berarti Hidup, mirip sebuah iklan rokok, “bikin hidup lebih hidup”, mungkin seperti itulah perumpamaannya. Saat kita melakukan kegiatan tulis menulis saat itu pula kita seakan digiring ke sebuah fenomena aktualisasi diri. Menulis berarti menghidupkan jiwa kita dalam bentuk karya tulis. Menulis tidak hanya sekedar kegiatan layaknya makan minum, tapi lebih bermakna dalam, utamanya seperti bernafas, sudah menjadi bagian diri kita. Menulis adalah kehidupan kita.

Sudah mulai gak ragu lagi untuk menulis? Kalau gitu ayo kita mulai menulis sekarang. Nyalakan komputer kamu dan tulis apa yang ingin kamu ceritakan. Jangan terlalu memaksakan diri, kalau otak kamu sudah mentok berhenti saja dulu. Sambil istirahat, kamu bisa memikirkan apa lagi yang bisa kamu tulis.

Kamu bisa menganggap komputer kamu sebagai diary kamu. Menulis membuat kita bisa menuangkan segala unek-unek, sesuatu yang terpendam yang ada di dalam hati. Menulis membuat kita bisa dan terbiasa mengekspresikan apa yang kita ingin sampaikan. Ceritakan isi hati dan pikiran kamu dalam bentuk tulisan. Walaupun sedikit, asalkan kamu rutin melakukannya maka lama kalamaan tulisan kamu pun bisa menjadi beberapa halaman novel. Daripada melamun memikirkan hal yg tidak bermanfaat lebih baik menuangkan isi kepala ke dalam satu tulisan. Merekam-kejadian sehari-hari dalam satu halaman. Untuk dibaca-baca lagi dikemudian hari.

Jadikan menulis sebagai kegiatan rutin sehari-hari. Sebaiknya kamu punya jadwal kegiatan wajib untuk menulis sehingga kamu bisa selalu ingat kapan kamu harus menulis. Kalau sudah mulai terbiasa, maka semuanya akan menjadi lebih mudah untuk dilakukan.

Selamat Menulis………
 
Copyright yustina loves reading 2009. Powered by Blogger.Designed by Ezwpthemes .
Converted To Blogger Template by Anshul .